BAB III PEMODELAN SISTEM PENGOLAHAN MANUSIA

Rabu, 09 Februari 2011 Sistem pemrosen manusia merupakan sistem yang sangat kompleks, sulit dimengerti dan tidak bisa diukur secara akurat atau disajikan secara utuh dalam suatu pemodelan. Bagaimanapun, sebagai pendekatan pemodelan yang pertama dapat disajikan dan berisi 3 (tiga) bagian yaitu pemrosesan persepsi (perceptual processing), pemrosesan intelektual atau kognitif (intelectual or cognitive processing), dan kontrol motorik (motor control) yang ketiganya berhubungan dengan memori manusia. Pemodelan ini sangat mirip dengan pemodelan komputer konvensional yang terdiri dari prosesor, memory dan interaksi antara keduanya dengan melewati bus-bus. Kemiripan ini semata-mata untuk pemodelan proses dan tidak perlu disajikan dalam operasi sesungguhnya dalam suatu sistem pengolahan manusia. Kenyataanya, otak merupakan suatu jaringan neuron paralel yang bersifat masif dan memungkinkan manusia melakukan kegiatan secara paralel. Bagaimanapun, meskipun masih terbatas, model ini menyediakan pandangan yang bermanfaat bagi pengolahan pada manusia.

Semua tindakan diawali sebagai pengolahan sadar atau tindakan yang diperhitungkan, tetapi dengan latihan dan pengalaman akan menjadi tindakan otomatis atau refleks seiring dengan waktu. Sekali tindakan menjadi suatu pengolahan otomatis, akan relatif tidak fleksibel dan susah diubah berbeda dengan pengolahan secara sadar tindakan sadar yang fleksibel dan dapat diubah secara mudah.

Pada level yang lebih detil, persepsi manusia, memori dan pengolahan kognitif dapat digambarkan seperti pada gambar 3.2. (Kidd, 1982). Model ini khususnya menitik-beratkan pada karakteristik memori, dengan pemodelan aliran informasi antar sensor-sensor, pengolahan memori dan intelektual dan dengan penyajian informasi yang digunakan pada level yang berbeda-beda pada otak manusia. Model ini dianalisis secara detil pada bahasan berikut.

3.2. Register Sensori
Model persepsi, kognitif dan memori manusia secara rinci disajikan pada gambar 3.2. Model ini dibuat untuk menunjukkan aliran informasi di dalam organ sensor, memori dan pengolahan intelektual sehubungan dengan penyajian informasi di otak manusia.
Level yang paling jauh (outermost level) atau pengolahan perseptual, yang menyediakan koneksi dari organ-organ sensor (misal mata, telinga, dll) ke otak dapat dipandang sebagai suatu set register bufer temporer. Informasi disimpan di register ini sebelum dilewatkan ke bagian perseptual berikutnya, dan disajikan dalam bentuk tak terkode atau tak terproses. Sehingga informasi akan disimpan secara langsung dalam bentuk fisik, dan bukan dalam bentuk simbolik, yang dapat digunakan pada tahap berikutnya dari pengolahan kognitif. Sebagai contoh, suatu tulisan akan disajikan dalam memori register dalam bentuk bangunnya, sedangkan berikutnya akan disajikan dalam bentuk simbolik. Hasilnya, informasi sensori pada level ini tidak dikenali dan tidak berarti.

Penelitian menunjukkan bahwa sensori register mempunyai persistansi 0,2 detik, sementara register sensori pendengaran sebesar 2 detik. Kebanyakan orang menyadari adanya efek persintansi melalui televisi, atau pada efek filem animasi yang bergerak terus-menerus. Persistansi pada pendengaran lebih sulit untuk diterangkan, tetapi tetap dianggap sebagai hal yang penting dalam pengolahan ucapan oleh otak manusia.

3.3. Kanal Kapasitas Rendah
Kanal yang berada di antara memori jangka pendek dan register sensori mempunyai kapasitas yang rendah, sehingga menyatakan adanya keterbatasan seseorang dalam memperhatikan semua masukan sensori secara serentak. Melalui kontrol sadar atau tidak sadar, kanal dapat diarahkan untuk berkonsentrasi pada bagian tertentu saja yang diinginkan.

Laju data masukan secara sadar mempunyai kecepatan yang rendah, sementara laju data masukan pada masukan otomatis mempunyai kecepatan yang tinggi. Contoh, pada saat mengendarai kendaraan dimana perhatian secara sadar diarahkan ke kondisi jalan, tetapi secara otomatis akan melakukan pengereman jika ada kendaraan menyelonong dengan tiba-tiba.

3.4. Memori Jangka Pendek
Jika pada gambar 3.2. memori jangka panjang dipisahkan dari memori jangka pendek, hal itu semata untuk membedakan tipe aktifitas kognitif pada kedua memori ini. Memori jangka pendek dipandang sebagai media penyimpan temporal, dalam bentuk terkodekan. Misalnya untuk mengingat nomor telepon, posisi bidak pada permainan catur dan sebagainya.

Penelitian menyebutkan bahwa memori kapasitas rendah hanya mempunyai jangka waktu penyimpanan antara 20 - 30 detik, tetapi dapat ditingkatkan dengan latihan dan pengalaman.

3.5. Memori Jangka Panjang
Informasi dalam memori jangka pendek dapat dikirim ke memori jangka panjang dengan usaha dan latihan dalam kondisi sadar dan dengan proses yang berulang-ulang. Memori ini berbasis semantik dan diakses secara asosiatif (paralel). Belum ada penelitian secara pasti tentang kapasitas memori jangka panjang pada manusia, bervariasi pada setiap orang. Sebagai catatan, informasi yang paling baru dan paling sering digunakan merupakan memori yang paling siap diakses.

3.6. Kontrol Motorik
Responder utama pada operator manusia adalah dua buah tangan dengan masing-masing berisi lima jari-jari, dua kaki dan satu suara. Menarik untuk disadari adanya keterbatasan fisik manusia dalam mengoperasikan peralatan input dan output. Sebagai contoh, seseorang yang berstatus tukang ketik, yang menggunakan 10 jari dengan kecapatan 1000 huruf per menit adalah kecepatan yang normal, tetapi bagi yang hanya mengetik dengan dua jari (seperti saya), barangkali mencapai kecepatan 400 huruf per menit sudah luar biasa. Misalnya lagi, seorang pianis akan bisa memencet tombol 300-600 ketukan per menit.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa kemampuan motorik manusia dapat dilatih dan ditingkatkan kemampuannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Oes blog